Hampa itu menyergapmu seketika, membuatmu mendekap kedinginan tanpa mampu berkata banyak. Hujan di luar tak mampu mengalahkan rasa hampa yang menyergapmu sejak tadi, meski kau tahu, hujan ini begitu deras, sejak tadi kau diam dan membisu di sini.
Kau tak pernah tahu alasannya, sangat absurd dan abstrak, yang jelas kau tahu bahwa karena perasaan itulah kau ada di sini, ke dalam situasi seperti ini, terpojok kedinginan bukan karena hujan di luar tetapi karena perasaan-perasaan yang entah sejak kapan teronggok di hatimu.
Perasaan itu sangat ingin kau tinggalkan. Kau pun tahu kau pernah merasa bahagia karena perasaan itu, tetapi sebagian hatimu menolaknya, menyatakan bahwa itu hanyalah bahagia yang semu. Bahwa meninggalan perasaan itu akan lebih baik bagi dirimu, dan kau pun tahu hati tak pernah berdusta.
Rintik hujan terakhir telah jatuh, gemuruh deras yang tadinya kau dengar perlahan menghilang. Rasa sepi makin menjadi, hening yang mencekam. Entah kenapa ada sebagian dirimu yang nyaman dengan perasaan itu, engkau pun tak pernah tahu mengapa.
Tanpa sadar, kau telah merasa kehilangan, bahkan ketika hal itu bukan seharusnya menjadi milikmu. Kau bersikeras untuk menghilangkan perasaan yang selama ini kau curahkan padanya, perasaan yang aneh tetapi begitu tulus. Kau tidak ingin menuntut apapun darinya, kau sudah cukup senang dengan kondisi seperti ini. Tak ada yang perlu diubah, pikirmu..
Sekarang kau merasa aneh pada dirimu sendiri. Takjub sekaligus resah bagaimana perasaanmu begitu fluktuatif. Kau menganggapnya hanya sahabat yang baik dan bisa membuatmu merasa nyaman, kemudian ada perasaan yang lebih di dalam dirimu kepadanya, dan kini kau dihadapkan pada kehampaan dan kesunyian atas apa yang telah kau pikir dan kau rasakan selama ini.
Banyak hal yang berkelebatan di pikiranmu dan juga di hatimu. Tentang mengapa hal ini terjadi? Mengapa perasaanmu bisa sampai seperti ini? Dan bagaimana perasaan-perasaan itu dapat memengaruhimu sejauh ini? Hanya pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepalamu tanpa tahu jawaban sesungguhnya. Tetapi, sungguh kau tahu bahwa bukan jawaban dari pertanyaan itu yang kau butuhkan saat ini.
Sesuatu harus bisa kau lakukan untuk mengatasinya, pikirmu. Dan pada akhirnya kau memutuskan untuk membiarkannya apa adanya, membiarkan perasaanmu terus berfluktuasi seperti itu dan berharap kehampaan dan kesunyian itu tersingkir darimu tanpa tahu konsekuensi apa yang akan menantimu kelak…
Created: December 17, 2009
papi bagus banget yang ini. mudah dimengerti, jelas maksudnya, kata-katanya juga gak ribet (mengingat kosa kata mami yang minim..) hahahaa...
ReplyDeletesemangat ya papi! tulis terus pokoknya! SEMANGAT!
makasih semuanya mami.. :)
ReplyDeletebaru nulis2 awal jadi masih jelek banget ya kayaknya. hehee.. yang penting semua harus ditulis!!
SEMANGAT!!
kata siapa jelek? mungkin klo orang sastra bakal bilang gitu. tapi buat mami yg buta sastra sama sekali (mengingat nilai bahasa yg pas2an..) itu bagus banget loh pi. sebuah permulaan yang bagus banget tingal dilatih aja. good job papi :)
ReplyDeletehttps://saglamproxy.com
ReplyDeletemetin2 proxy
proxy satın al
knight online proxy
mobil proxy satın al
E43EDU