"Six Thinking Hats" merupakan sebuah buku sekaligus metode yang diciptakan oleh Dr. Edward de Bono, seorang pakar psikologi dan konsultan kelahiran Malta. Sejatinya buku ini telah diterbitkan sejak tahun 1985, tetapi saya baru selesai membacanya minggu lalu. Itu pun karena dipinjamkan oleh salah seorang kolega di kantor saya. Buku ini sangat menarik karena metode yang diajarkan cukup berbeda dan merupakan hal baru bagi saya.
Seperti namanya, "Six Thinking Hats" merupakan metode berpikir yang direpresentasikan dengan enam buah 'topi' dengan warna berbeda (putih, merah, hitam, kuning, hijau, dan biru) yang melambangkan peran masing-masing topi tersebut. Penggunaan topi dan warna tersebut tentu membuat metode ini lebih mudah untuk dipahami dan diterapkan. Keenam topi berwarna ini bukan merupakan penggolongan cara berpikir. Misalnya beberapa orang hanya berperan sebagai topi hitam, sedangkan yang lain berpikir sebagai topi merah. Meski tidak harus menguasai seluruhnya, setiap orang setidaknya harus dapat berperan dengan cukup baik untuk keenam topi tersebut.
Metode ini bukan merupakan penggolongan manusia dari cara berpikirnya. Tetapi metode ini merupakan salah satu pendekatan kerangka organisasi berpikir untuk menghasilkan gagasan atau menciptakan solusi yang dapat diimplementasikan dengan baik. Metode ini dapat bermanfaat baik dalam diskusi organisasi maupun individual.
Bagi sebagian besar orang, berpikir merupakan proses yang rumit dan melibatkan banyak hal untuk diolah. Hal tersebut tentu wajar mengingat kapasitas otak manusia yang luar biasa besar disertai kemampuannya dalam menyerap berbagai informasi. Banyaknya informasi yang harus diolah tentu membuat proses berpikir menjadi lebih sulit. Akan jauh lebih mudah bagi kita untuk berpikir fokus dan sistematis untuk menghasilkan kesimpulan yang lebih baik dan akurat. Metode ini dapat membantu kita untuk mencapai hal tersebut.
Berikut adalah keenam topi berwarna tersebut yang merupakan representasi cara berpikir.
1. White Hat
Topi pertama adalah topi putih. Bayangkan kertas putih. Berisi data, fakta, dan seluruh informasi yang terkait dengan topik pemikiran atau pembicaraan. Topi putih berperan untuk memaparkan seluruh fakta yang ada yang akan berguna dalam langkah perumusan masalah dan pengambilan keputusan. Hanya fakta, tidak perlu ditambahi dengan pendapat, kritik, perasaan, gagasan atau lainnya. Putih adalah warna yang bersih, datar, tanpa tambahan apapun. Dengan kata lain, topi putih di sini berperan sebagai pembeber fakta yang independen.
2. Red Hat
Kedua adalah topi merah. Merah adalah warna yang agresif, berani, emosional. Peran topi merah dalam organisasi berpikir adalah untuk memberikan pandangan emosional. Topi merah harus berani mengemukakan perasaannya terhadap permasalahan atau fakta yang ada. Topi merah ini berguna untuk memperjelas situasi emosional yang ada. Karena sebaik apapun hasil pemikiran atau diskusi, langkah pengerjaannya tetap bergantung pada kondisi emosional para pemikirnya.
3. Black Hat
Berbicara tentang topi hitam, coba Anda bayangkan profesi-profesi yang menggunakan pakaian hitam yang khas seperti hakim, jaksa, atau wasit. Profesi-profesi tersebut memiliki peran yang hampir serupa, yaitu menemukan hal yang negatif atau kurang baik dari sesuatu. Topi hitam juga memiliki peran yang serupa. Ia dapat menjelaskan apa hal negatif yang dapat terjadi apabila suatu gagasan dijalankan serta memberikan argumentasi. Topi hitam sangat berperan dalam ketelitian dan kehati-hatian dalam mengambil tindakan berdasarkan logika atas gagasan dan fakta yang ada.
4. Yellow Hat
Selanjutnya adalah topi kuning. Bayangkan cahaya matahari yang kuning cerah dan memberikan semangat positif. Dapat dikatakan bahwa peran topi kuning merupakan kebalikan topi hitam. Topi kuning melihat peluang, kesempatan, dan berbagai hal positif lain yang dapat timbul dari implementasi suatu gagasan.
5. Green Hat
Untuk topi hijau, coba Anda bayangkan hijaunya pucuk tanaman yang baru tumbuh, rimbunnya pepohonan, dan suburnya sawah. Ide baru akan muncul, kreativitas terbentuk. Hijau memang telah sering diasosiasikan dengan kreativitas dan dalam organisasi berpikir ini, topi hijau juga berperan menimbulkan kreativitas. Peran topi hijau di sini bukanlah untuk seketika membuat seseorang menjadi lebih kreatif dalam menghasilkan ide, tetapi lebih untuk memberikan waktu yang lebih banyak bagi seseorang untuk berpikir kreatif.
6. Blue Hat
Topi yang terakhir adalah topi biru. Biru melambangkan langit, berada di atas segalanya. Topi biru mengambil peran sebagai organisator. Memikirkan keseluruhan proses kerangka berpikir. Menentukan kapan waktu yang tepat untuk menggunakan suatu topi. Memutuskan siapa yang memberikan pandangan topi merah, siapa yang topi hijau, dan seterusnya. Menuntun diskusi ke arah yang memang ingin dituju. Si topi biru harus mampu melihat diskusi atau kerangka berpikir sebagai suatu gambar besar. Biasanya yang berperan sebagai topi biru ini adalah pimpinan rapat atau diskusi.
Itulah keenam topi pada metode berpikir "Six Thinking Hats" karya Edward de Bono. Metode ini memang sangat simpel dan praktis, tetapi begitu bermanfaat dan dapat menjadi salah satu cara untuk memfokuskan pikiran kita agar dapat lebih efektif menghasilkan sebuah keputusan yang tepat.
Bagaimanapun artikel ini hanyalah pendapat saya pribadi dari apa yang bisa saya simpulkan setelah membaca buku tersebut. Apabila Anda ingin memahami lebih jauh mengenai metode berpikir tersebut Anda dapat mengunjungi laman Dr. de Bono di
http://www.edwdebono.com.
Selamat mencoba!! :D