Google Ghifari's Sketchbook - Learn Share Inspire

Semangat Patriotisme dan Nasionalisme


   Bulan ini adalah bulan Agustus. Bulan ini merupakan bulan istimewa. Di bulan ini seorang kaisar Romawi besar lahir, Augustus Caesar sehingga bulan ini dinamai sama dengan kaisar tersebut. Di bulan ini pula Perang Dunia II berakhir, perang terbesar sepanjang sejarah yang memakan jutaan jiwa korban perang dan meluluhlantakkan puluhan bahkan ratusan kota di berbagai negara. Dan bagi Indonesia, bulan ini merupakan bulan yang paling bersejarah di negeri ini. Puncak perjuangan bangsa dan rakyat Indonesia selama ratusan tahun berada di bulan ini, di tahun 1945 tepatnya. Menyerahnya Jepang –yang menjajah kita selama 3,5 tahun– terhadap Sekutu atas kekalahannya dalam Perang Dunia II, perundingan dan berbagai sidang BPUPKI dan PPKI atas rencana kemerdekaan Indonesia, penculikan tokoh-tokoh sentral seperti Soekarno-Hatta oleh golongan muda hingga puncaknya: Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

   Namun, apakah kita masih memiliki semangat kemerdekaan itu dalam relung jiwa kita? Saya yakin kita semua masih memilikinya, entah itu masih berkumandang keras di jiwa kita ataupun telah mengendap. Yang kita butuhkan hanyalah menumbuhkan kembali  semangat tersebut sehingga kita, sebagai pemuda dan generasi penerus bangsa dapat memiliki kembali semangat patriotisme dan nasionalisme yang telah membuncah di dalam hati para pahlawan kita dan dapat mengisi kemerdekaan dengan sesuatu yang membanggakan.

   Pahlawan memiliki keistimewaan dalam dirinya. Keistimewaan ini tentu dapat menjadi pelajaran moral tersendiri bagi kita semua dalam menumbuhkan kembali semangat patriotisme dan nasionalisme dalam jiwa. Banyak hal yang dapat kita ambil dari keistimewaan seorang pahlawan, namun di sini saya akan mengambil sedikit dari banyak kistimewaan tersebut sebagai pelajaran moral bagi kita semua.

Pengorbanan
   Keistimewaan terbesar para pahlawan adalah pada hal ini, pengorbanan. Tentu kita ingat betapa banyaknya pertempuran yang telah terjadi dan memakan korban jiwa yang besar demi kemerdekaan bangsa dan negara kita ini. Seorang pahlawan dapat mengesampingkan ego, kepentingan pribadinya sendiri demi kepentingan banyak orang di bawah naungan Garuda. Hal ini tentu patut kita teladani dalam kehidupan kita sehari-hari dalam mengisi kemerdekaan negeri ini.

Kejujuran
   Suatu bentuk kepahlawanan yang lain adalah kejujuran, yang banyak dianggap sepele namun memiliki arti yang sungguh besar bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pahlawan adalah manusia yang jujur, jujur pada dirinya sendiri dan jujur pada khayalak umum. Jujur pada diri sendiri dalam arti bahwa ia akan membela bangsanya dengan cara apapun sesuai dengan kemampuannya. Generasi muda seharusnyalah memiliki aspek ini, suatu aspek yang dibutuhkan setiap umat manusia.

Peduli lingkungan
   Lingkungan berpengaruh besar terhadap kepribadian seseorang, tak terkecuali bagi para pahlawan. Secara sosial, pahlawan adalah orang yang berwawasan luas dan global, bertindak secara nyata dalam memperbaiki lingkungannya serta selalu ingin memberi yang terbaik bagi masyarakat sekitarnya.
Hal ini patut dimiliki generasi muda karena dengan kepedulian tentu lingkungan di sekitar kita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagai mahasiswa, mungkin kita dapat memulainya dari hal-hal kecil seperti peduli pada lingkungan di sekitar kampus atau universitas kita tercinta ini. Dengan begitu semangat patriotisme dan nasionalisme akan tumbuh membawa benih-benih cinta tanah air.

   Semangat patriotisme dan nasionalisme tentu tidak dapat ditumbuhkan sekejap mata. Namun kita bisa mengupayakannya dengan mengenang dan meneladani jasa para pahlawan kita, dengan begitu kita dapat menjadi generasi muda  yang dapat meneruskan cita para pahlawan untuk negeri ini. Momen bulan Agustus ini sangatlah baik untuk kembali menumbuhkan semangat tersebut, semangat untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Selamat hari kemerdekaan Indonesia ke 66
Jayalah Indonesiaku!!
Merdeka Indonesia!!


Read more...

Teh Hijau Mampu Cegah Glaukoma dan Penyakit Mata Lainnya


Teh hijau tidak hanya nikmat dikonsumsi tetapi telah lama diketahui bahwa teh hijau juga mengandung aktivitas antioksidan yang tinggi. Studi terbaru para ilmuwan dari American Chemical Society yang dipimpin oleh Chi Pui Pang menemukan bahwa terdapat beberapa jenis senyawa yang terkandung di dalam teh hijau yang dapat menyehatkan mata. Hasil studi ini memperlihatkan bahwa lensa, retina, dan jaringan mata lainnya menyerap senyawa-senyawa yang dikandung teh hijau ini sehingga dapat terproteksi dari glaukoma dan berbagai jenis penyakit mata lainnya.

Chi Pui Pang dan koleganya dalam studi ini telah berhasil mengidentifikasi berbagai senyawa yang mirip katekin yang merupakan antioksidan kuat yang mampu memproteksi mata dari berbagai jenis penyakit. Senyawa-senyawa itu adalah vitamin C, vitamin E, lutein, dan zeaxanthin. Hingga saat ini belum ada yang mengetahui apakah katekin melalui lambung dan sistem pencernaan terlebih dahulu untuk mencapai jaringan mata.

Para peneliti tersebut melakukan pengujian di laboratorium terhadap tikus yang diberi minum teh hijau. Analisis tersebut menunjukkan bahwa tiap jaringan pada mata menyerap katekin dalam jumlah yang cukup signifikan dan memiliki respon yang berbeda terhadap katekin dan hanya menyerap katekin tertentu lebih banyak dibanding jenis katekin lain. Sebagai contoh, retina menyerap gallokatekin secara signifikan, sedangkan jaringan aqueous humor menyerap epigallokatekin.

Read more...

Teh Hijau Bantu Cegah Alzheimer

Minum teh hijau secara teratur setiap hari dapat membantu melindungi otak untuk melawan perkembangan penyakit Alzheimer maupun penyakit ingatan lainnya, berdasarkan riset terbaru yang dilakukan oleh peneliti dari Newcastle University.

Studi yang dipimpin oleh Dr. Ed Okello ini ingin mengetahui sifat proteksi dari teh hijau –yang   selama ini ditinjau dari berbagai senyawa yang dikandungnya sebelum dicerna tubuh— yang tetap memiliki senyawa aktif yang baik bagi kesehatan saat dicerna tubuh. Hasil penelitian mereka telah dipublikasikan dalam jurnal Phytomedicine.

“Hal yang sangat menarik yang dapat diketahui dari studi ini adalah bahwa kami menemukan teh hijau dicerna oleh enzim di dalam usus, dimana senyawa kimia yang dihasilkannya jauh lebih efektif untuk melawan pemicu utama perkembangan Alzheimer dibandingkan dengan senyawa yang belum tercerna tubuh,” jelas Dr. Okello yang merupakan lulusan School of Agriculture, Food and Rural Development di Newcastle University.  “Sebagai tambahan, senyawa aktif hasil pencernaan ini juga dapat mengurangi ukuran sel tumor kanker secara signifikan, berdasarkan eksperimen yang telah kami lakukan.”

Read more...

Dunia Tak Lagi Butuh Energi Fosil

Sekiranya hal itulah yang dapat dikatakan dari hasil studi terbaru yang dirilis oleh tim riset yang dipimpin oleh Mark Z. Jacobson dari Stanford University. Hal tersebut dapat dicapai dengan mengkonversi seluruh jenis penggunaan bahan bakar fosil dengan sumber energi terbarukan dan bersih, dengan begitu dunia dapat meninggalkan bahan bakar fosil.

“Berdasarkan penemuan kami, sebenarnya tidak ada kendala dari segi ekonomi dan teknologi,” kata Jacobson, yang merupakan professor teknik sipil di institusi tersebut. “yang menjadi pertanyaan adalah dari segi aspek sosial dan politik.” Ia dan Mark Delucchi dari University of California-Davis telah menulis dua bagian makalah yang dipublikasikan pada Energy Policy, dimana mereka menilai harga, teknologi, dan materi yang dibutuhkan untuk mengubah dunia berdasarkan rancangan yang mereka buat.

Dunia yang mereka impikan akan sangat bergantung kepada listrik. Rancangan mereka membutuhkan energi angin, air dan cahaya matahari sebagai sumber energi, dengan energi angin dan matahari berkontribusi sekitar 90% dari total energi yang dibutuhkan dunia. Energi geotermal dan hidroelektrik (energi listrik yang berasal dari energi potensial air) masing-masing menyumbangkan 4% dari total energi yang dibutuhkan, dan 2% sisanya akan berasal dari energi ombak dan gelombang pasang-surut.


Read more...

Menuai Bahan Bakar Alternatif dari Sampah Kebun


Tidak dapat dipungkiri bahwa hingga saat ini, bahan bakar fosil merupakan bahan bakar yang paling luas dan paling sering digunakan oleh seluruh manusia di dunia ini. Penggunaan jenis bahan bakar ini semakin lama semakin tinggi, seiring dengan meningkatnya aktivitas dan jumlah penduduk bumi ini.

Kenyataan itulah yang membuat dunia sekarang berada pada dua ancaman sekaligus: pemanasan global yang terus meningkat sekaligus kelangkaan sumber energi masa depan akibat berkurangnya bahan bakar fosil.

Beberapa solusi pun mulai ditawarkan oleh para ilmuwan. Salah satu yang paling efektif dan ramai diperbincangkan adalah penggunaan bahan bakar alternatif. Bahan bakar alternatif yang ramai diteliti para ilmuwan saat ini biasanya berasal dari sumber yang terbarukan atau tidak dapat habis seperti cahaya matahari, air, angin, panas bumi, dan biomassa. Hingga saat ini umumnya penelitian mengenai pemanfaatan terhadap sumber energi terbarukan tersebut cukup banyak, namun belum seluruhnya efektif dan efisien.

Read more...

Fisika dalam Sepakbola: Aerodinamika Tendangan Pisang

Pada tahun 2010 lalu, seantero dunia melupakan sejenak urusan mereka dan dipersatukan dalam ajang olahraga terbesar di dunia, FIFA World Cup 2010 atau yang kita kenal sebagai Piala Dunia 2010 yang digelar di negara ujung benua Afrika, Republik Afrika Selatan. Sepakbola merupakan salah satu olahraga tertua dan tidak diragukan lagi memang merupakan olahraga paling populer di dunia dengan peminat dari usia dini hingga senja.

Tidak hanya para pecinta sepakbola yang terbuai oleh keindahan permainan olahraga ini. Seorang fisikawan Amerika Serikat, John Eric Guff memfokuskan penelitiannya kepada aerodinamika bola sepak. Salah satu fokus penelitiannya adalah bagaimana seorang pesepakbola dapat melakukan tendangan “pisang” atau melengkung pada saat tendangan bebas atau sudut.

Guff meninjau aspek fisika dari sepakbola dengan menguji gerakan bola sepak di dalam sebuah terowongan berangin. Salah satu aspek fisika yang terlibat antara lain adalah bilangan Reynolds, Re = VD/ν, dengan V kecepatan relatif antara pusat massa bola dengan udara, D diameter bola, dan v merupakan rasio kinematik udara. Bilangan ini akan mempengaruhi kecepatan dan gerakan bola di udara maupun fluida lainnya.


Read more...

Evolusi Mikroorganisme di Laut Mati


Mikrobiologis dari Institute of Biology II University of Freiburg telah menemukan suatu jalur metabolisme sentral dari mikroorganisme yang sebelumnya tidak diketahui.

Mikroorganisme ekstremofil (extremophile) atau mikroorganisme yang biasa hidup di tempat-tempat ekstrem ini menggunakan jalur metabolisme ini untuk dapat bertahan hidup di tempat-tempat ekstrem seperti halnya Laut Mati yang salinitasnya sangat tinggi.

Bertentangan dengan anggapan yang popoler di masyarakat, Laut Mati tidaklah mati. Laut Mati yang berada di antara Yordania dan Israel ini berisi berbagai macam populasi mikroorganisme. Kebanyakan mikroorganisme ini termasuk dalam kelompok archaea yang toleran terhadap kadar garam tinggi. Archaea merupakan salah satu bentuk kehidupan yang paling awal terbentuk di muka bumi dan mampu bertahan hidup pada kondisi ekstrem. Tim riset di Freiburg yang dikepalai oleh Dr. Ivan Berg telah mempelajari proses metabolisme mikroorganisme ini yang sebelumnya selalu dihindari oleh ahli biologi evolusi.


Read more...

Menguak Rahasia Melelehnya DNA


Hamburan neutron hingga saat ini telah digunakan untuk menyelidiki struktur serat DNA (deoxyribonucleic acid/asam deoksiribonukleat) pada saat meleleh. Pelelehan DNA terjadi pada rentang suhu tertentu yang menyebabkan ikatan hidrogen antar-basa nitrogen pada untai nukleotida terputus atau terdenaturasi, yang menyebabkan kedua untai nukleotida terpisah.

Metode hamburan neutron memberikan informasi mengenai korelasi antar-pasangan basa nitrogen selama terjadinya denaturasi, yang tidak mungkin dideteksi dengan teknik lainnya. Metode ini digunakan untuk mengkarakterisasi ukuran dari daerah pada DNA yang terdenaturasi ketika terjadi perubahan temperatur, dan ukuran tersebut dapat dibandingkan dengan prediksi ukuran dari model teoritis.

Model Peyrard-Bishop-Dauxois (PBD) memprediksikan bahwa denaturasi DNA yang dipengaruhi suhu akan terjadi sepanjang persambungan kedua nukleotida dengan gerakan seperti “membuka resleting”. Eksperimen ini sangat mendukung kuat prediksi model tersebut hanya pada tahap pertama transisi, setelah molekul DNA dipanaskan. Ekpserimen ini hanya dapat mengukur hingga tahapan pertama transisi karena setelah tahap itu 50% untai DNA akan terdenaturasi, menjadi terkulai dan strukturnya tidak lagi stabil lagi –DNA telah terdenaturasi menjadi potongan-potongan nukleotida.

“Eksperimen ini merupakan verifikasi yang sangat penting terhadap validitas model maupun teori yang mendukung, maka hasil studi ini dapat digunakan secara terpercaya untuk memprediksi perilaku dan karakteristik DNA,” kata Andrew Wildes, seorang ilmuwan instrumentasi dari Institut Laue-Langevin (ILL). “Hasil studi ini dapat membantu untuk memahami proses biologi seperti transkripsi gen dan reproduksi sel, dan hal ini juga membuat kita selangkah di depan dalam aplikasi teknologi seperti menggunakan DNA sebagai penyepit berskala nano atau sebagai komponen komputer.”

“Telah banyak riset yang menghasilkan data yang baik – seperti kurva pelelehan yang baik – mengenai titik transisi, tetapi itu tidak memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi. Sebagai contoh apakah 50% DNA yang meleleh adalah setengah molekul DNA yang seluruhnya terdenaturasi dan yang lainnya masih bergabung? Ataukah untai DNA sebagian terpisah?  Hamburan neutron memberi kita informasi tentang struktur DNA pada saat proses pelelehan terjadi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam ini,” jelas Michel Peyrard, seorang professor fisika di Ecole Normale Supérieure de Lyon, dan merupakan salah satu penggagas model PBD. “Sama seperti aplikasinya pada perkembangan teknologi, studi ini  juga dapat diaplikasikan pada perkembangan biologi, misalnya pada prediksi lokasi gen tertentu pada sekuens untai DNA.”

Eksperimen tentang DNA telah banyak dilakukan jauh sebelum studi ini. Pionir eksperimen DNA adalah Rosalind Franklin yang menunjukkan bahwa hamburan sinar-x pada suatu sampel DNA dapat memberi gambaran mengenai struktur DNA. Berdasarkan eksperimen tersebut, James Watson dan Francis Crick memperkenalkan model struktur DNA heliks berganda (double-helix) pada tahun 1953 yang sangat terkenal hingga saat ini. DNA merupakan molekul dinamis yang mengalami perubahan struktur yang cukup signifikan.

Sebagai contoh, DNA di dalam inti sel terbungkus menjadi sebuah kromosom, yang merupakan kumpulan untai DNA dan protein histon hingga berbentuk menyerupai huruf ‘X’, tetapi ketika informasi genetik yang ada di dalamnya harus dipindai, maka DNA harus terurai dan untai DNA memisah untuk memungkinkan informasi genetik di dalamnya dapat terpindai dengan baik membentuk RNA (ribonucleic acid/asam ribonukleat).

Diterjemahkan dari www.sciencedaily.com
Sumber gambar : http://www.sciencedaily.com/images/2011/01/110124120848-large.jpg


Read more...

Mengubah Emas Menjadi Ungu


Pernahkah terbayang dalam benak Anda bahwa emas –yang biasa digunakan wanita sebagai perhiasan– memiliki warna ungu? Tentu aneh jika hal seperti itu benar-benar terjadi. Namun hal itu bukanlah sulap atau sihir, tetapi memang sebuah kenyataan yang benar-benar terjadi dalam sebuah eksperimen kimia. Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa perubahan warna suatu materi dapat mengindikasikan terjadinya transfer energi.

Professor Richard Watt dari Brigham Youth University (BYU) bersama mahasiswa-mahasiswa kimianya membuktikan bahwa nanopartikel emas dapat berubah warna menjadi ungu ketika terpapar cahaya matahari yang mengandung gelombang ultraviolet. Tim riset ini menduga bahwa protein yang diinseminasikan ke nanopartikel emas tersebut berpotensi bereaksi dengan cahaya matahari untuk menuai energi – serupa dengan yang terjadi pada klorofil pada proses fotosintesis tumbuhan.

Mereka memulai studinya dengan mencampurkan asam sitrat yang berasal dari jeruk dengan protein. Kemudian mereka melarutkan bubuk nanopartikel emas ke dalam larutan tersebut. Setelah itu mereka meletakkan botol berisi campuran yang berwarna kuning tersebut di bawah sinar matahari langsung dan berharap bahwa larutan yang mengandung emas tersebut berubah warna.


Read more...

Menghambat Kinerja Enzim Pembentuk Kolesterol


Para peneliti telah menentukan struktur dan mekanisme kerja sebuah enzim yang berperan penting dalam awal pembentukan kolesterol dan faktor keracunan bakteri staph. Bakteri staph merupakan kelompok bakteri yang berkoloni sehingga berbentuk menyerupai setangkai anggur.

Kimiawan dari University of Illinois dan kolaborator yang berasal dari Taiwan mempelajari tipe enzim yang terdapat pada manusia, tumbuhan, jamur, parasit, dan banyak jenis bakteri yang mengawali pembentukan triterpena –salah satu molekul kimia tertua dan paling melimpah di muka bumi. Triterpena merupakan prekursor pembentukan steroid seperti kolesterol.

“Enzim ini merupakan target obat yang penting,” jelas Professor Eric Oldfield, seorang professor kimia dari University of Illinois. “Menghambat aktivitas enzim ini dapat mengarahkan kita kepada penemuan obat penurun kolesterol, antibiotik yang dapat mengobati infeksi bakteri, dan obat yang dapat menyerang parasit yang menyebabkan penyakit tropis seperti wabah Chagas – suatu wabah yang menyebabkan terjadinya kematian mendadak di Amerika Latin.”


Read more...

Planet Kembaran Bumi Ditemukan


Mimpi untuk tinggal di planet selain bumi yang kita tempati sekarang ini mungkin sebentar lagi akan menjadi kenyataan. Pasalnya, sebuah planet ekstrasolar yang mirip bumi ditemukan oleh para astronomer dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics yang mengorbit pada sebuah bintang kerdil merah sekitar 40 tahun cahaya dari bumi. Planet esktrasolar yang dinamai GJ1214b ini dikatakan mirip bumi dikarenakan strukturnya yang juga berbatu tidak tersusun atas gas seperti Jupiter atau Saturnus, memiliki atmosfer, dan diperkirakan mengandung hidrosfer atau lapisan air.

GJ1214b memiliki radius sekitar 2.7 kali bumi dan kerapatan 6.5 kali dari kerapatan bumi sehingga disebut juga sebagai salah satu planet “super-bumi” (super-Earth). Super-Bumi merupakan istilah planet yang mirip bumi dengan densitas 1-10 kali densitas bumi. Super-Bumi ini mengorbit pada sebuah bintang kerdil merah berukuran seperlima Matahari dengan suhu permukaan hanya sekitar 4900°F atau sekitar 2700°C dan tingkat kecerahan hanya seperseribu dari Matahari.

Meskipun secara struktural planet ini mirip dengan bumi, namun suhu permukaan planet ini cukup tinggi yaitu sekitar 400°F atau sekitar 204°C yang menjadikannya kurang layak ditinggali manusia. Dengan suhu setinggi itu, astronom tetap memastikan adanya lingkungan air di planet itu.


Read more...

Eksperimen Kimia Terbesar dalam Perayaan Tahun Kimia Internasional 2011


Chemistry – our life, our future  –slogan Tahun Kimia Internasional 2011–
Tahun 2011 ini merupakan tahun yang sangat bersejarah bagi para peneliti, ilmuwan, akademisi, praktisi, maupun para pecinta kimia di seluruh dunia karena UNESCO dan IUPAC telah menetapkan tahun ini sebagai Tahun Kimia Internasional 2011 (International Year of Chemistry/IYC 2011).

Sejak dibuka secara resmi pada tanggal 27 Januari 2011 di markas besar UNESCO di Paris, Perancis, telah dijadwalkan berbagai macam acara perayaan Tahun Kimia Internasional 2011 ini. Salah satu acara yang cukup fenomenal adalah diadakannya eksperimen kimia terbesar di dunia yang serentak digelar di seluruh dunia pada 22 Maret 2011.


Read more...

Obat Anti-Kanker dari Nanopartikel

Para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Brigham and Women's Hospital menunjukkan bahwa mereka dapat mengantarkan obat kanker cisplatin jauh lebih efektif dan aman ke dalam sel tumor prostat dengan menggunakan enkapsulasi partikel yang hanya teraktivasi setelah mencapai sel target.

Dengan menggunakan partikel terbaru ini para ilmuwan berhasil menghilangkan sel tumor pada tikus percobaan dengan menggunakan hanya sepertiga dari jumlah cisplatin konvensional yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang sama. Hasil studi ini merupakan kabar baik karena dapat mengurangi efek samping dari cisplatin yang dapat merusak ginjal dan sistem syaraf. Studi mereka dipimpin oleh Professor Stephen Lippard dan telah diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.

Pada tahun 2008 para peneliti telah mengetahui bahwa nanopartikel memiliki aktivitas tertentu terhadap pertumbuhan sel kanker. Sekarang nanopartikel ini menunjukkan hasil yang positif terhadap hewan dan besar kemungkinan akan berdampak serupa terhadap manusia, namun hal ini masih terus dikaji lebih lanjut untuk dilakukan tes terhadap manusia.


Read more...

Konversi Karbon Dioksida Menjadi Senyawa Hidrokarbon dengan Nanokatalis

Tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan bahan bakar fosil yang semakin tinggi dekade ini telah membawa beberapa dampak yang cukup buruk bagi lingkungan global, seperti terjadinya pemanasan global.

Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan berbagai produk olahannya, gas alam, dan batubara yang sebagian besar terdiri atas senyawa hidrokarbon (suatu kelompok senyawa kimia yang terdiri atas unsur karbon dan hidrogen) menghasilkan polusi karbon dioksida yang semakin tidak terkontrol. Gas karbon dioksida merupakan penyumbang utama gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya pemanasan global di bumi ini. Selain membawa dampak buruk karena menyebabkan polusi karbon dioksida, bahan bakar fosil merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbarui dan akan segera habis dalam waktu dekat.

Untuk menjawab tantangan itulah,  S. Tajammul Hussain dan M. Hasib-ur-Rahman, dua orang peneliti dari Quaid-i-Azam University, Islamabad, Pakistan telah berhasil menemukan suatu formula nanokatalis yang mampu mengkonversi karbon dioksida dan uap air menjadi senyawa hidrokarbon, yaitu etanol dan propuna. Seperti pada hasil studi mereka yang telah dipublikasikan pada Journal of Nano System & Technology, kedua peneliti tersebut telah berhasil mengkonversi campuran gas karbon dioksida dan uap air menjadi metanol dan propuna dengan menggunakan nanokatalis dari paduan metal rutenium (Ru), mangaan (Mn), dan nikel (Ni) yang dialiasikan ke dalam katalis pendukung titanium (IV) oksida. Pengertian nanokatalis itu sendiri adalah suatu zat kimia yang mampu mempercepat proses terjadinya reaksi tanpa ikut bereaksi dengan ukuran sepermiliar meter, suatu ukuran yang amat kecil.

Penemuan mutakhir ini cukup fenomenal mengingat para ilmuwan di seluruh dunia tengah mencari metode alternatif untuk mensintesis hidrokarbon rantai panjang dari sumber hidrokarbon rantai pendek atau tunggal seperti halnya karbon dioksida. Sintesis konversi ini memang belum dapat dikatakan ekonomis dikarenakan persentase konversi tertinggi dicapai pada suhu 450°C dengan hasil 36% etanol dan 41% propuna. Mekanisme konversi ini pun terbilang cukup rumit karena seluruh spesi logam dalam nanokatalis tersebut memiliki peranan tersendiri dalam reaksi konversi ini.

Hasil konversi yang didapat memang bukan merupakan hidrokarbon rantai panjang seperti yang terdapat pada bensin, tetapi riset ini merupakan langkah awal yang baik untuk menemukan metode terbaru mengubah polusi karbon dioksida menjadi sumber energi hidrokarbon. Meskipun hasil penelitian ini terbilang kurang ekonomis untuk diproyeksikan pada skala besar, namun sangat diharapkan penelitian-penelitian selanjutnya dapat diaplikasikan secara global untuk menjawab dua tantangan besar berikut: mengurangi jumlah polutan karbon dioksida agar dampak pemanasan global berkurang dan mensintesis kembali sumber energi utama manusia saat ini, yaitu hidrokarbon.

Sumber :
  Hussain, S. Tajammul & M. Hasib-ur-Rahman. 2009. Nano Catalyst for CO2 Conversion to Hydrocarbon. Journal of Nano System & Technology Vol.1 No.1 JNST.2009.004.

  Ghifari, Abi Sofyan. 2010. Konversi Carb Gas Menjadi Etanol dan Propuna Menggunakan Nanokatalis Trimetalik Berbasis Logam Ru:Mn:Ni/TiO2. Olimpiade Sains Nasional Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (OSN-PTI) 2010.



Read more...

Peran Material Organik Alamiah Terlarut dalam Siklus Merkuri


Alam memiliki suatu hubungan reaksi yang sulit dijelaskan dengan merkuri atau raksa. Tetapi para peneliti dari Department of Energy's Oak Ridge National Laboratory telah berhasil membuat suatu penemuan yang dapat menjelaskan hubungan yang aneh ini.

Ketika para ilmuwan telah mengetahui bahwa beberapa mikroba di lingkungan perairan dapat menghasilkan metilmerkuri, suatu bentuk senyawa organomerkuri yang lebih beracun dibanding merkuri itu sendiri yang terakumulasi dalam tubuh ikan, mereka juga mengetahui bahwa alam dan beberapa spesies bakteri lainnya dapat mengubah metilmerkuri ke dalam bentuk yang kurang toksik. Hal yang kurang mereka pahami sepenuhnya adalah bahwa mekanisme transformasi ini terjadi pada keadaan lingkungan yang anoksik atau kurang oksigen.

“Hingga saat ini, reaksi antara merkuri murni dengan material organik terlarut telah dipelajari dalam kondisi lingkungan anoksik,” kata Baohua Gu dari Environmental Sciences Division Department of Energy's Oak Ridge National Laboratory.
 
Pada sebuah jurnal yang dipublikasikan pada Proceedings of the National Academy of Sciences, sebuah tim riset yang dipimpin oleh Gu melaporkan bahwa senyawa yang dilepaskan oleh material organik akuatik telah mempengaruhi terjadinya siklus merkuri di lingkungan perairan tersebut. Konsentrasi yang rendah dari senyawa ini dapat mengurangi merkuri, tetapi seiring dengan bertambahnya konsentrasi senyawa tersebut reaksi yang terjadi semakin terhambat. Dari fakta ini didapat suatu kesimpulan bahwa senyawa yang dihasilkan dari reaksi tersebut bertindak sebagai inhibitor bagi reaksi selanjutnya. Para peneliti ini melakukan eksperimen mereka dengan menyesuaikan kondisi eksperimen dengan kondisi sesungguhnya di alam.  

“Studi ini mendemonstrasikan bahwa pada sedimen dan lingkungan air yang anoksik, materi organik tidak hanya mampu untuk mengurangi merkuri, tetapi juga dapat mengikat merkuri,” kata Liyuan Liang, co-author jurnal ini. “Pengikatan ini juga menyebabkan merkuri kurang tersedia bagi mikroorganisme untuk membentuk metilmerkuri.”

Para penulis juga menginformasikan bahwa dalam jurnal ini ditawarkan suatu mekanisme yang dapat membantu menjelaskan interaksi antara material organik dengan merkuri di dalam lingkungan akuatik yang terlihat cukup kontradiktif.

Gu dan Liang berharap pengetahuan terbaru ini dapat memainkan peranan penting dalam membantu untuk memahami terjadinya siklus merkuri di lingkungan akuatik dan sedimen serta dapat membantu menginformasikan pengambilan kebijakan berkaitan dengan penanganan pencemaran merkuri di berbagai negara.

“Tujuan jangka panjang kami adalah untuk memahami mekanisme pengontrolan metilmerkuri di lingkungan,” kata Liang. “Pemahaman ini dapat menuntun kita kepada cara untuk mengurangi tingkat keracunan merkuri pada tubuh ikan karena ini merupakan permasalahan global yang cukup signifikan dampaknya.”

Merkuri tersebar di banyak tempat di dunia yang utamanya diakibatkan oleh pembakaran batubara, proses industri, dan kejadian alam seperti erupsi gunung berapi. Berbagai macam bentuk merkuri ditemukan dalam sedimen dan perairan.

Penelitian semacam ini diuntungkan oleh kecanggihan laboratorium geokimia dan mikrobiologi, pemodelan komputasional dan simulasi, sumber neutron berkelas dunia, serta sistem komputer yang berperforma tinggi yang dimiliki oleh Oak Ridge National Laboratory.

Sumber: Diterjemahkan bebas dari
DOE/Oak Ridge National Laboratory. "Natural dissolved organic matter plays dual role in cycling of mercury." ScienceDaily 13 January 2011. 20 January 2011 /releases/2011/01/110112160958.htm>. Dengan beberapa perubahan

Read more...

Mengubah Polusi Panas Menjadi Energi Listrik

Peneliti dari Northwestern University telah menemukan suatu material yang dapat memanfaatkan polusi panas yang dihasilkan dari mesin kalor untuk menghasilkan listrik. Para peneliti tersebut menempatkan nanokristal garam batu (stronsium tellurida, SrTe) ke dalam timbal tellurida (PbTe). Material ini telah terbukti dapat mengkonversi kalor yang dihasilkan sistem pembuangan kendaraan (knalpot), mesin-mesin dan alat-alat industri yang menghasilkan kalor, hingga cahaya matahari dengan efisiensi yang jauh lebih tinggi dibanding penemuan-penemuan serupa sebelumnya.

Paduan material ini menunjukkan karakteristik termoelektrik yang cukup tinggi dan dapat mengubah 14% dari polusi kalor menjadi listrik, tanpa perlu sistem turbin maupun generator. Kimiawan, fisikawan, dan ilmuwan material dari Northwestern University berkolaborasi untuk mengembangkan material dengan kemampuan luar biasa ini. Hasil studi mereka telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Chemistry.

“Hal ini telah diketahui selama 100 tahun belakangan, bahwa semikonduktor memiliki karakteristik dapat mengubah panas menjadi listrik secara langsung,” jelas Mercouri Kanatzidis, seorang Professor Kimia di The Weinberg College of Arts and Sciences. “Untuk membuat proses ini menjadi suatu proses yang efisien, yang dibutuhkan hanyalah material yang tepat. Dan kami telah menemukan resep atau sistem untuk membuat material dengan karakter tersebut.”

Mercouri Kanatzidis, co-author dari studi ini bersama dengan tim risetnya mendispersikan nanokristal garam batu stronsium tellurida, SrTe ke dalam material timbal (II) tellurida, PbTe. Percobaan sebelumnya pada penyertaan material berskala nano ke dalam material bulk telah meningkatkan efisiensi konversi kalor menjadi energi listrik dari material timbal (II) tellurida. Tetapi penyertaan material nano ke dalamnya juga meningkatkan jumlah penyebaran elektron, sehingga secara keseluruhan konduktivitas material ini berkurang. Pada studi ini, tim riset dari Northwestern menawarkan suatu model penggunaan material nano pada timbal (II) tellurida untuk menekan penyebaran elektron dan meningkatkan persentase konversi kalor menjadi energi listrik dari material ini.

“Kami dapat menggunakan material ini dengan menghubungkannya dengan peralatan yang cukup murah dengan beberapa kabel listrik dan dapat langsung digunakan, misalnya untuk menyalakan bola lampu,” terang Vinayak Dravid, Professor Ilmu Material dan Teknik di Northwestern's McCormick School of Engineering and Applied Science dan juga merupakan co-author dari publikasi ilmiah ini. “Perangkat ini dapat membuat bola lampu menjadi lebih efisien dengan memanfaatkan polusi kalor yang dihasilkan dan mengubahnya menjadi energi yang lebih berguna seperti energi listrik, dengan persentase konversinya sekitar 10 hingga 15 persen.

Industri otomotif, kimia, batu bata, kaca, maupun jenis industri lainnya yang banyak membuang panas dalam proses produksinya dapat membuat sistem produksinya lebih efisien dengan menggunakan terobosan ilmiah ini dan dapat menuai keuntungan lebih, kata Kanatzidis yang juga mengadakan perjanjian kerjasama dengan Argonne National Laboratory.

“Krisis energi dan lingkungan adalah dua alasan utama ditemukannya terobosan ilmiah ini, tetapi ini tentu hanyalah permulaan,” kata Dravid. “Tipe struktur material seperti ini dapat saja menimbulkan dampak lain bagi komunitas sains yang tidak kami duga sebelumnya, mungkin saja di bidang mekanik seperti untuk menguatkan dan meningkatkan kinerja sistem mesin. Saya berharap, bidang lainnya dapat mengaplikasikan terobosan ilmiah ini dan menggunakannya untuk kebaikan.”

Sumber:
Northwestern University. "Breakthrough in converting heat waste to electricity: Automotive, chemical, brick and glass industries could benefit from discovery." ScienceDaily 18 January 2011. 19 January 2011 /releases/2011/01/110118143228.htm>. Dengan beberapa perubahan 


Read more...

Get Ready for The Next Term!!!


Tanpa terasa kuliah yang saya jalani telah memasuki semester keempat... Satu setengah tahun telah berlalu, sangat banyak hal yang telah saya lewati. Beberapa diantaranya cukup baik, sedangkan lainnya masih dirasakan kurang. Tahun 2010, merupakan salah satu tahun terbaik yang pernah saya alami.. Betapa tidak, di tahun inilah saya merasakan bahwa tahun 2010 adalah "tahun kemenangan" bagi saya. Saya berhasil memenangkan beberapa lomba yang saya ikuti, dan dari kemenangan tersebut berkah yang dihasilkan sungguh tidak pernah terbayang sebelumnya. Cita-cita dan keinginan saya yang sebelumnya belum pernah terwujud akhirnya tercapai pada tahun tersebut. Tidak ada kata-kata lain ketika saya mengingat kebaikan yang terjadi di tahun lalu, selain "Alhamdulillahirabbilalamin, segala puja dan puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam.".

Tentu sangat banyak pengalaman yang saya dapat dari berbagai peristiwa di tahun 2010. Saya sadar bahwa ilmu, kemampuan, dan semangat yang saya miliki masih sangatlah jauh dari kata-kata jenius! hebat! luar biasa! Namun dari hal itulah saya menyadari bahwa penting bagi kita untuk berusaha sekuat tenaga, mengerahkan seluruh potensi yang kita miliki demi mencapai sesuatu yang disebut: cita-cita! Inilah yang saya lakukan selama mengikuti lomba-lomba tersebut, demi menggapai impian dan cita-cita yang sebelumnya sudah saya tanamkan dalam diri dan pikiran ini. Pertolongan dari Allah SWT sungguh tidak bisa dipungkiri dan merupakan penentu keberhasilan saya dalam peristiwa tersebut. Dan seperti janji Allah, Dia akan mengabulkan apa yang diminta oleh hamba-Nya, cepat atau lambat. Allah Maha Pemberi, Allah Tempat Bergantung.

Semoga di tahun 2011 ini, tahun dimana saya memasuki semester baru di perkuliahan ini menjadi lebih baik bagi saya dan bagi orang-orang di sekitar saya untuk memacu diri menjadi hamba Allah yang lebih beriman, bertaqwa, baik, santun, cerdas, dan bermanfaat bagi sesama. Semoga saya selalu dianugerahi semangat oleh Allah SWT untuk menuntut ilmu dan meraih cita-cita yang saya impikan. Amin ya robbal alamin.....
Read more...

Resin Sintetik Biodegradable



   Dewasa ini, resin sintetik dibuat dari bahan-bahan fosil seperti halnya minyak bumi. Resin sintetik ini relatif tidak dapat terurai secara alami (non-biodegradable) dan hanya dapat dibakar dengan tindakan pencegahan yang ketat serta dapat menghasilkan zat toksik bergantung kepada jenis monomernya. Polimer sintetik yang berasal dari bahan fosil ini telah lama menjadi permasalahan lingkungan, karena sifatnya yang relatif tidak dapat diurai secara alami sehingga menimbulkan berbagai dampak buruk terhadap lingkungan. Permasalahan ini memerlukan suatu inovasi untuk mengganti penggunaan polimer sintetik yang tak terurai dengan jenis polimer yang mudah diurai secara alami.



   Untuk menjawab tantangan itulah, Prof. Gadi Rothenberg and Dr. Albert Alberts dari University of Amsterdam (UvA) telah menemukan jenis resin termoset (termoset merupakan jenis resin polimer yang tidak melunak ketika dipanaskan) yang terbuat dari bahan terbarukan yang sepenuhnya dapat didegradasi secara alami, tidak beracun, dan tidak berbahaya bagi manusia maupun lingkungan.

   Kebanyakan produk plastik untuk keperluan rumah tangga maupun konstruksi terdiri atas jaringan tiga dimensi dari polimer yang saling berhubungan silang (crossed link). Jenis polimer dengan karakteristik seperti ini merupakan jenis polimer termosetting. Suatu contoh yang klasik adalah resin Bakelite yang diproduksi dari reaksi antara fenol dengan formaldehida. Resin sintesis lainnya seperti resin urea/formaldehida digunakan secara luas pada konstruksi industri seperti pada lembaran berdensitas sedang (Medium Density Overlay/MDO), sebagai campuran beton dan tripleks.

   Dengan memilih material mentah dan kondisi proses yang tepat untuk reaksi hubung-silang (cross-linking) polimer, kimiawan yang tergabung dalam grup riset UvA's Heterogeneous Catalysis and Sustainable Chemistry telah berhasil membuat bioplastik yang bervariasi mulai dari material plastik keras hingga lembaran tipis yang fleksibel. Semua bioplastik yang berhasil dibuat tidak beracun, tidak berbahaya untuk digunakan manusia, dan dapat terdegradasi secara alami. Proses pembuatannya tidak menggunakan bahan-bahan yang beracun, dan ketika dibakar bioplastik ini juga tidak menghasilkan bahan-bahan yang berbahaya. Material yang digunakan sebagai bahan bioplastik ini juga telah tersedia di pasar dunia dengan harga yang kompetitif.

   Plastik jenis baru ini dapat menggantikan posisi poliuretan dan polistirena dalam industri konstruksi dan pengemasan makanan. Bioplastik ini juga dapat digunakan untuk menggantikan kegunaan epoksi resin yang biasa digunakan sebagai panel. Riset selanjutnya akan lebih difokuskan pada aplikasi terbaru dan produksi skala besar dari bioplastik ini.

Sumber:
Universiteit van Amsterdam (UVA). "Chemists develop fully biodegradable and recyclable synthetic resin." ScienceDaily 13 January 2011. 18 January 2011 .
Sumber gambar: http://www.sciencedaily.com/images/2011/01/110113082625-large.jpg
 


Read more...