Google Ghifari's Sketchbook - Learn Share Inspire

Moon Over My Obscure Little Town


    There are too many interesting, wonderful and heart-touching stories in Andrea Hirata's novel "Padang Bulan" (Moon Field) that I never get bored to read it again and again. But there is a fragment of story in this novel that could make me moved to rewrite it in this blog. It is about a wonderful poetry wrote by Andrea himself.
    One day Andrea was asked by his friend, Enong (Maryamah binti Zamzami) who has a literature homework from her English course.  Andrea agreed to help her, and then he started to tell his true feelings through words, as a representation of his heartache, his jealousy, his regret, and his fear to lose somebody that he loved.

Moon Over My Obscure Little Town

Stranger
Stranger
Someone stranger

Standing in a mirror
I can't believe what I see
How much love has been taken away from me

My heart cries out loud
Everytime I feel lonely in the crowd
Getting you out of my mind
Like separating the wind from the cloud

Afraid
Afraid

I'm so afraid
of losing someone I never have
Crazy, oh, crazy
Finding reasons for my jealousy

All I can remember
When you left me alone
Under the moon over my obscure little town
As long as I can remember
Love has turned to be as cold as December

The moon over my obscure little town
The moon over my obscure little town

Photo by: StudioUnderTheMoon 

Read more...

Create Your Academic Plan


   Sekitar setahun yang lalu saya diminta menjadi pembicara pada sebuah acara talkshow ringan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Departemen Kimia UI. Acara tersebut bertajuk "Tetrahedral" dan (kalau saya tidak salah) diselenggarakan dua kali dalam setahun. Saya pernah menghadiri acara ini beberapa kali selama duduk di bangku kuliah. Topik yang didiskusikan beragam dan juga pembicaranya. Tetapi yang istimewa pada saat itu adalah karena saya tidak duduk di bangku peserta, melainkan di depan sebagai pembicara. Berikut adalah slide presentasi yang saya bawakan pada waktu itu.
   Topik acara "Tetrahedral" saat itu adalah mengenai rencana akademis dan organisasi semasa perkuliahan. Topik ini memang ditujukan untuk mahasiswa tingkat awal agar dapat merencanakan kegiatan akademis sekaligus organisasi dengan baik. Bagaimanapun juga sukses dalam berencana sama dengan merencanakan kesuksesan. Sehingga merencanakan berbagai kegiatan akademis selama kuliah menjadi sangat penting untuk menggapai kesuksesan akademis. Ada beberapa kiat yang saya sampaikan pada talkshow tersebut. Berikut beberapa di antaranya.

1. Ketahui informasi akademik
   Kiat pertama ini adalah langkah yang paling krusial dalam menentukan rencana akademis selama masa perkuliahan. Dengan mengetahui kegiatan perkuliahan, mata kuliah, jadwal dan materi kuliah, serta berbagai hal lainnya yang terkait dengan dunia perkuliahan tentu membuat rencana yang dibuat dapat diimplementasikan dengan baik.

2. Ketahui minat dan prioritas
   Mengetahui minat serta prioritas kita selama duduk di bangku kuliah merupakan kiat penting selanjutnya. Dengan mengetahui minat dan prioritas, kita dapat mematangkan rencana kita dalam melakukan kegiatan yang benar-benar kita minati dan prioritaskan.

3. Tentukan waktu kelulusan
   Tidak masalah apakah kita sebagai mahasiswa ingin lulus 3,5 tahun, 4 tahun atau bahkan 6 tahun. Yang terpenting adalah pertimbangan apa yang ada di baliknya. Kegiatan apa yang akan kita lakukan selama di masa perkuliahan sebelum kelulusan. Karya dan kontribusi seperti apa yang ingin kita hasilkan. Hal itu tentu membuat waktu perkuliahan kita menjadi jauh lebih bermakna.

4. Tuliskan rencana
   Menulis rencana yang telah dibuat menjadi sarana yang baik untuk senantiasa mengingatkan diri kita agar setidaknya menjalankan aktivitas sesuai rencana, atau bahkan lebih baik. Rencana yang telah ditulis juga dapat menjadi semacam checkerboard aktivitas-aktivitas yang akan kita lakukan dan juga yang belum atau telah kita lakukan. Kiat ini adalah cara yang baik untuk memulai menjalankan aktivitas berdasarkan rencana yang telah dibuat.

Untuk lebih lengkap bagaimana membuat perencanaan akademis yang baik silakan mengunduh e-book "Create Your Academic Plan!!" yang telah saya buat. Silakan klik di sini untuk mengunduh.

Semoga bermanfaat dan menginspirasi!! :)

Untuk pertanyaan lebih lanjut seputar dunia akademis, follow @abighifari :)
Read more...

Be Yourself


Always be yourself. Never try to hide who you are.
The only shame is to have shame. Always stand up for what you believe in.
Always question what other people tell you.
Never regret the past. It's a waste of time. There's a reason for everything.
Every mistake, every moment of weakness, every terrible thing that has happened to you.
Grow from it.
The only way you can ever get the respect of others is when you show them that you respect yourself and most importantly, do your thing and never apologize for being you..

By Anonimous 

Photo by DeviantArt
Read more...

Wahai Kata



Betapa ingin aku menumbuhkanmu
Wahai kata..
Termangu aku, menatapi keajaiban dirimu

'Kan kupelihara engkau
dari bibit-bibit aksara 
yang kutanam di tanah jiwa

Kusirami engkau 
dengan seguci penuh selaksa ilmu
Kupupuki dengan berupa-rupa pengalaman

Hingga akhirnya kau 'kan tumbuh
Meninggi
Bercabang dan beranting sana-sini

Wahai kata..
Alangkah inginnya aku
Melihatmu menembusi benak pikir khalayak
Meluapinya dengan pijar semangat yang menyala-nyala

Betapa bahagianya diriku
Jika mendapatimu mengembuskan aura hidup
Ke dalam setiap sanubari yang mengejamu lamat-lamat

Sungguh besar dambaku
Bila engkau menjadi pohon yang meneduhi
Menaungi jiwa-jiwa yang dingin berselimut kabut

Semoga..
Semoga engkau mendengar harap sederhanaku ini
Wahai kata..

Kuningan-Pondok Labu, Juni 2013


Read more...

Six Thinking Hats

   "Six Thinking Hats" merupakan sebuah buku sekaligus metode yang diciptakan oleh Dr. Edward de Bono, seorang pakar psikologi dan konsultan kelahiran Malta. Sejatinya buku ini telah diterbitkan sejak tahun 1985, tetapi saya baru selesai membacanya minggu lalu. Itu pun karena dipinjamkan oleh salah seorang kolega di kantor saya. Buku ini sangat menarik karena metode yang diajarkan cukup berbeda dan merupakan hal baru bagi saya.

   Seperti namanya, "Six Thinking Hats" merupakan metode berpikir yang direpresentasikan dengan enam buah 'topi' dengan warna berbeda (putih, merah, hitam, kuning, hijau, dan biru) yang melambangkan peran masing-masing topi tersebut. Penggunaan topi dan warna tersebut tentu membuat metode ini lebih mudah untuk dipahami dan diterapkan. Keenam topi berwarna ini bukan merupakan penggolongan cara berpikir. Misalnya beberapa orang hanya berperan sebagai topi hitam, sedangkan yang lain berpikir sebagai topi merah. Meski tidak harus menguasai seluruhnya, setiap orang setidaknya harus dapat berperan dengan cukup baik untuk keenam topi tersebut.

   Metode ini bukan merupakan penggolongan manusia dari cara berpikirnya. Tetapi metode ini merupakan salah satu pendekatan kerangka organisasi berpikir untuk menghasilkan gagasan atau menciptakan solusi yang dapat diimplementasikan dengan baik. Metode ini dapat bermanfaat baik dalam diskusi organisasi maupun individual.

   Bagi sebagian besar orang, berpikir merupakan proses yang rumit dan melibatkan banyak hal untuk diolah. Hal tersebut tentu wajar mengingat kapasitas otak manusia yang luar biasa besar disertai kemampuannya dalam menyerap berbagai informasi. Banyaknya informasi yang harus diolah tentu membuat proses berpikir menjadi lebih sulit. Akan jauh lebih mudah bagi kita untuk berpikir fokus dan sistematis untuk menghasilkan kesimpulan yang lebih baik dan akurat. Metode ini dapat membantu kita untuk mencapai hal tersebut.

   Berikut adalah keenam topi berwarna tersebut yang merupakan representasi cara berpikir.

1. White Hat
Topi pertama adalah topi putih. Bayangkan kertas putih. Berisi data, fakta, dan seluruh informasi yang terkait dengan topik pemikiran atau pembicaraan. Topi putih berperan untuk memaparkan seluruh fakta yang ada yang akan berguna dalam langkah perumusan masalah dan pengambilan keputusan. Hanya fakta, tidak perlu ditambahi dengan pendapat, kritik, perasaan, gagasan atau lainnya. Putih adalah warna yang bersih, datar, tanpa tambahan apapun. Dengan kata lain, topi putih di sini berperan sebagai pembeber fakta yang independen.

2. Red Hat
Kedua adalah topi merah. Merah adalah warna yang agresif, berani, emosional. Peran topi merah dalam organisasi berpikir adalah untuk memberikan pandangan emosional. Topi merah harus berani mengemukakan perasaannya terhadap permasalahan atau fakta yang ada. Topi merah ini berguna untuk memperjelas situasi emosional yang ada. Karena sebaik apapun hasil pemikiran atau diskusi, langkah pengerjaannya tetap bergantung pada kondisi emosional para pemikirnya.

3. Black Hat
Berbicara tentang topi hitam, coba Anda bayangkan profesi-profesi yang menggunakan pakaian hitam yang khas seperti hakim, jaksa, atau wasit. Profesi-profesi tersebut memiliki peran yang hampir serupa, yaitu menemukan hal yang negatif atau kurang baik dari sesuatu. Topi hitam juga memiliki peran yang serupa. Ia dapat menjelaskan apa hal negatif yang dapat terjadi apabila suatu gagasan dijalankan serta memberikan argumentasi. Topi hitam sangat berperan dalam ketelitian dan kehati-hatian dalam mengambil tindakan berdasarkan logika atas gagasan dan fakta yang ada.

4. Yellow Hat
Selanjutnya adalah topi kuning. Bayangkan cahaya matahari yang kuning cerah dan memberikan semangat positif. Dapat dikatakan bahwa peran topi kuning merupakan kebalikan topi hitam. Topi kuning melihat peluang, kesempatan, dan berbagai hal positif lain yang dapat timbul dari implementasi suatu gagasan.

5. Green Hat
Untuk topi hijau, coba Anda bayangkan hijaunya pucuk tanaman yang baru tumbuh, rimbunnya pepohonan, dan suburnya sawah. Ide baru akan muncul, kreativitas terbentuk. Hijau memang telah sering diasosiasikan dengan kreativitas dan dalam organisasi berpikir ini, topi hijau juga berperan menimbulkan kreativitas. Peran topi hijau di sini bukanlah untuk seketika membuat seseorang menjadi lebih kreatif dalam menghasilkan ide, tetapi lebih untuk memberikan waktu yang lebih banyak bagi seseorang untuk berpikir kreatif.

6. Blue Hat
Topi yang terakhir adalah topi biru. Biru melambangkan langit, berada di atas segalanya. Topi biru mengambil peran sebagai organisator. Memikirkan keseluruhan proses kerangka berpikir. Menentukan kapan waktu yang tepat untuk menggunakan suatu topi. Memutuskan siapa yang memberikan pandangan topi merah, siapa yang topi hijau, dan seterusnya. Menuntun diskusi ke arah yang memang ingin dituju. Si topi biru harus mampu melihat diskusi atau kerangka berpikir sebagai suatu gambar besar. Biasanya yang berperan sebagai topi biru ini adalah pimpinan rapat atau diskusi.

Itulah keenam topi pada metode berpikir "Six Thinking Hats" karya Edward de Bono. Metode ini memang sangat simpel dan praktis, tetapi begitu bermanfaat dan dapat menjadi salah satu cara untuk memfokuskan pikiran kita agar dapat lebih efektif menghasilkan sebuah keputusan yang tepat.

Bagaimanapun artikel ini hanyalah pendapat saya pribadi dari apa yang bisa saya simpulkan setelah membaca buku tersebut. Apabila Anda ingin memahami lebih jauh mengenai metode berpikir tersebut Anda dapat mengunjungi laman Dr. de Bono di http://www.edwdebono.com.

Selamat mencoba!! :D

Read more...

The Rules For Being Amazing


  This is a simple writing wrote by Robin Sharma that I took from a Twitter account (actually I don't have any idea who he is yet, but I definitely have to give him credit). Even though its words and sentences are very simple and easy to understand, somehow it's just like a wonderful poem. I think (at least in my opinion) it also contains such a powerful message and great motivation for us to be an amazing person.. Well, here is his writing..

Risk more than is required. Learn more than is normal.
Be strong. Show courage.
Excel. Love. Lead.
Speak your truth. Live your values.
Laugh. Cry. Innovate. Simplify.
Adore mastery. Release mediocrity.
Aim for genius. Stay humble.
Be kinder than expected. Deliver more than is needed.
Exude passion. Shatter your limits.Trascend your fears.
Inspire others by your bigness.
Dream big but start small.
Act now.
Don't stop.
Change the world.

Amazing, isn't it?
And then the question is.. Are you ready to do all of those? :)

Read more...

Waktu



Waktu yang hakikat

   Bagi para pesakitan, waktu adalah musuh yang mereka tipu saban hari dengan harapan. Namun, di sana, di balik jeruji yang dingin itu, waktu menjadi paduka raja, tak pernah terkalahkan. Bagi para politisi dan olahragawan, waktu adalah kesempatan yang singkat, brutal, dan mahal.
   Para seniman kadang kala melihat waktu sebagai angin, hantu, bahan kimia, seorang putri, payung, seuntai tasbih, atau sebuah rezim. Salvador Dali bahkan telah melihat waktu dapat meleleh. Bagi para ilmuwan, waktu umpama garis yang ingin mereka lipat dan putar-putar. Atau lorong, yang dapat melemparkan manusia dari masa ke masa, maju atau mundur. Bagi mereka yang terbaring sakit, tergolek lemah tanpa harapan, waktu mereka panggil-panggil, tak datang-datang.
   Bagi para petani, waktu menjadi tiran. Padanya mereka tunduk patuh. Kapan menanam, kapan menyiram, dan kapan memanen adalah titah dari sang waktu yang sombong. Tak bisa diajak berunding. Tak mempan disogok. Bagi yang tengah jatuh cinta, waktu mengisi relung dada mereka dengan kegembiraan, sekaligus kecemasan. Karena teristimewa untuk cinta, waktu dapat menjelma menjadi jerat. Semakin cinta melekat, semakin kuat waktu menjerat. Jika cinta yang lama itu menukik, jerat itu mencekik.

* Penggalan kisah di atas diambil dari mozaik ke-16 pada buku "Padang Bulan" karangan penulis fenomenal asal pulau Belitong, Andrea Hirata
Read more...