Google Ghifari's Sketchbook - Learn Share Inspire

Sajak Stasiun Beos



Perlahan mulai menyeruak
Wajah-wajah yang tak kukenal, yang belum kukenal, yang mungkin juga pernah kukenal
Bergegas menuju petang, menggenggam semburat lembayung Matari
Menggapai-gapai langit

Terkuak wajahmu
Tersibak rambutmu
Terbersit senyummu
di antara debu dan panas yang menguar, yang mengaburkan pandangan

Akankah kuseberangi peron yang menjaraki kaki-kaki kita?
Beranikah diriku menjejaki gerbong penuh sesak itu, demi menemui bayanganku dalam iris matamu?
Dapatkah kutingkapi rel berkarat ini, demi membisikkan ke telingamu 'aku ada..'?

Stasiun tua ini yang menjadi saksi dalam bisu

Tebet - Kuningan, 23-24 Juli 2013

Read more...

Pohon Pinus



Gemerisik angin membelai lembut rambutmu
Selapis kabut menggantung, melayang-layang di atas kepalamu
Matamu menangkap kilas cahaya Matari yang menelusup, memantulkan pancaran jingganya
Sisa hujan semalam mengembun, menetes, membasahi
Membuat pelupukmu sembap, mengerjap-ngerjap basah, sendu

Masih ingatkah engkau kepada wanginya tanah basah?
Yang meruap, menyembur, memenuhi udara
Menyesakkan rongga dadamu dengan rindu tak terbendung
Engkau tak menjawab

Masih kenalkah engkau dengan hijaunya rerumputan dan padang ilalang?
Yang melindungi kaki-kakimu, menyuburkan ragamu
Sehingga kau merasa nyaman karenanya
 Engkau masih tak bersuara

Masih sadarkah engkau akan jalinan pepohonan di sekelilingmu?
Yang rindang, menaungi dirimu tanpa perlu dipinta
Melindungi tubuhmu dari limbung guruh, sengat petir, dan deru badai
Engkau masih jua tak mau berucap

Kutunggu, detik demi detik
Menit demi menit berlalu
Engkau masih juga sunyi sepi sendiri

Kupandangi dirimu lekat-lekat
Hingga akhirnya ku meragu
Dirimukah yang benar ada di balik pohon pinus itu?

Mega Kuningan, 22 Juli 2013


Read more...